Sunday, December 30, 2012

2012


Jadi inilah penghujung tahun 2012.

Sebagaimana, banyak yang dialami, banyak yang terlewatkan, banyak yang disia-siakan, banyak yang tak ku beritau padamu. Banyak yang ingin ku simpan sebagai memori yang indah, banyak yang ingin ku buang karena kebodohanku. Tetap, yang lalu biarlah berlalu.

2012, yang katanya tahun terakhir hidup di dunia ternyata hanya mitos semata. Terlalu sayang kalau memang benar berakhir di tahun ini. Banyak yang belum ku hasilkan, selain air mata.

2012, perjalanan pertamaku pergi jauh seorang diri
2012, tinggal sendiri pertama kali sebagai anak kos di kota yang sebutannya lebih kejam daripada ibu tiri
2012, euphoria cinta sesaat
2012, penyesalan
2012, mau bagaimana lagi..

2012.

Saturday, December 29, 2012

Head up, stay strong and move on.


Semester 7. Awal dari yang paling berat. Tahun terakhir kuliah *kalau lancar* *amin*. Semester ini, terlalu banyak hal bodoh yang telah gue lakukan. Tapi seenggaknya jadi banyak mikir.

Mikir, dimana-mana mikir dulu sebelum bertindak. Terserah, mau bilang gue kaku dan gak anak muda banget karena terlalu banyak mikir. Tapi itu yang tepat, setidaknya buat gue..saat ini. Yang diingat adalah, mesin waktunya John Titor gak bisa ditemuin di sembarang tempat, gak bakal ada flashback, kalau nyesel ya makan aja sama ampas-ampasnya sampe kenyang.

Memiliki ekspektasi berlebih terhadap orang juga kurang baik, teman, pacar, pura-pura teman, pura-pura pacar atau siapapun. Sikap buruk orang terhadap apa yang telah gue lakukan yang jelas ga merugikan pihak manapun kecuali instansi terkait, membuktikan bahwa kadang pikiran gue terlalu meluas seperti samudera. Atau, gue memang orang yang sangat teritorik, hal ini membuat gue kurang nyaman karena secara tidak langsung mereka mencampuri urusan pribadi, personal, privat dan terdalam dari diri ini. Tapi gak apa-apa. Head up, stay strong and move on.

Banyak belajar, setidaknya memahami diri sendiri dan apa yang harus dilakukan saat ini. Nggak skeptis tapi nggak naïf juga, jangan menganggap kebaikan yang telah diberikan akan dikembalikan, karena begitulah mereka hanya datang dan pergi lalu mengabaikan dan meminta saat ingin, bukan berprasangka tapi hanya mencoba untuk tidak naïf. Lingkungan saat ini adalah hutan rimba yang sangat luas, dimana kamu gak akan pernah tau karakter seseorang secara mendalam, karena disana memang bukan tempatnya kamu mencari lalu mendapatkan seseorang yang mendalam.

Lalu? Biarkan saja..

Internshit.


Karna kau tau siapa temanku, maka kuceritakan ini padamu.

Aku sudah pernah bercerita tentang perjalananku ke Eropa, seorang diri untuk jenguk kakak yang baru lahiran disana. Jadi gak perlu aku ceritakan lagi kan? Karena capek nulisnya, bukan.. capek mikirnya.

*ganti image*

Semester 6 masa perkuliahan, seru, deg-degan, agak kewalahan, karena harus mempersiapkan diri buat yang namanya internship, pake bahasa enggres biar so maju, bahasa ibunya sih namanya… Kerja Praktek, Kerja Profesi atau apapun kalau disingkat bisa jadi KP; Kerja Pertama, Kerja Puasa, Kerja Perjaka, Kerja Pelan-pelan, Kerja Panjaaaaang, Kerja Pendek, Kerja Palalupeang ya gitu pukuknya.

Persiapannya? Hectic, chaos, tumultuary, atau apapun yang bisa menggambarkan betapa gemparnya hidup gue nyiapin portfolio dan kirim email kesana kemari. Tujuan intern gue adalah sebuah ahensi. Iya, ahensi yang katanya kalau kerja suka jahat, disuruh nyapu, nyuci, nyetrika..bukan, itu ahensi buat nyiapin TKW pergi ke Arab. Bukan itu maksudnya, walaupun pantes.

Advertising Agency yang artinya.. *googling dulu* *ga nemu* *yaudah* dari 1 bulan sebelum Semester Pendek, gue mempersiapkan dengan sangat. CV dan Portfolio yang agak dibuai-buai dengan pesan singkat, seperti.. “terima gue atau nyesel”, “berani nolak gue…bapak gue jendral tau”, eh masuk buaian nggak? 
Lebih tepatnya, mempromosikan diri supaya yang baca CV dan portfolio itu yakin kalau gue adalah orang yang tepat, belum berpengalaman dan ingin mendapatkan banyak pengalaman, baik yang pahit, yang manis, yang kecut, pokoknya gue bakal makan tai-tainya kerja di Ad Agency *so iye*.

Yang masuk ke dalam resolusi tahun 2012, dan gak kesampean adalah intern di Singapur. Bukannya mau so jago nih, tapi penasaran kerja bareng orang luar, penasaran pengen ngelatih bahasa, ngobrol sehari-hari pake bahasa enggres walau gabisa, tapi harus dipaksa.. gitu katanya. Bukan tanpa usaha, khusus yang ini sampai di telfon ke kantornya, tapi mereka bilang kalau tahun ini lagi jarang projek, jadi sayang kalau intern disitu nanti pengalamannya malah minim. Inget udah kirim berpuluh-puluh email ke beberapa Agency di Jakarta, beberapa multinasional dan.. ga ada satupun yang menjawab sampai detik-detik menuju semester pendek. Ada sih yang jawab macem basa basi babi gitu kaya “ntar ya emailnya di forward ke bagian ini dulu..bagian itu dulu…” terus aja.. sampai waktu yang tak terbatas. Katanya emang harus rajin difollow-up emailnya, karena kadang ada yang masuk ke spam atau ketutup sama email-email lainnya. Ide muslihat adalah membuat nama subjek email semenarik mungkin supaya kebaca paling pertama; "Buka email ini atau nyawa melayang", "Video sex anak SMA", atau bahkan "Selamat! anda mendapatkan tiket gratis ke Hawai". Gajadi, soalnya kalau dibuka emailnya pasti juga gak akan diterima.

Sampai akhirnya ada waktu dimana gue duduk menyendiri seorang diri di sebuah kafe deket kampus, Gaza yang belum launching. Sambil bertanya apa yang salah dengan email yang dikirim, tiba-tiba seorang dosen mengirimkan sebuah pesan bermakna yang menawarkan tempat internship. Atas dasar keputusasaan, gak mikir panjang langsung kirim email dan langsung diterima, bukan multinasional tapi aseli buatan anak bangsa. Yasudah, jika disana rejekinya maka jangan disia-siakan, jangan setengah-setengah kerjanya, harus tetep menunjukan integritas tinggi, tunjukkan bahwa kamu makhluk berdedikasi tinggi juga, pesan mama.

Besoknya langsung cari kosan ke Jakarta ditemani seorang senior semasa SMA yang juga anak rantau dari Bandung. Gak lama ketemu, cipika cipiki tiba-tiba ada telfon masuk dari nomor gak dikenal, tapi 021..firasat aneh.. tapi nyata. Iya, tawaran kerja di sebuah agency multinasional yang udah dikeceng, dikebet, disebut namanya setiap berdoa. Atas azas profesionalisme, apa yang sudah dipilih harus diterima dengan lapang dada. Kandas. Empat hari setelah kerja.. ada telfon berdering dari 021 (lagi), tawaran kerja di agency multinasional yang lain, yang lagi-lagi saya (terpaksa) tolak karena apa mau dikata. Kacau.

2 bulan setengah ngerasain hidup di kota orang, puas karena akhirnya diselebrasi dengan konser The Cardigans yang gak bawain lagu Carnival itu tapi gapapa soalnya bawain lagu Communication. Akhir dari semuanya, nilai KP gue cuma dapet B padahal kalau kerja ga pernah setengah-setengah, dapet nilai 100 dari pakbos, dikasih komentar ‘Mutu Kerja Tinggi’ lagi, cuma dapet B gara-gara nulis laporannya kurang sistematis. Iyee, tau kan gue kl nulis gimana..penuh dengan klosur. Geram. Miris. Tapi yaudah.

…..