Friday, March 9, 2012

Loner Had Her Time I

Sebagai mahasiswa berdedikasi tinggi, liburan akhir semester 5 yang hanya 1 minggu itu saya habiskan lebih dari 1 minggu, mengunjungi kakak saya, suaminya dan anaknya yang notabene adalah keponakan saya. Seperti prinsip ekonomi; dgn modal seminim mungkin menghasilkan untung semaksimal mungkin, liburan ini pun saya isi dengan prinsip mahasiswa-kenyang-tugas-haus-liburan; dgn waktu sesingkat mungkin liburan sejauh mungkin.

Kebetulan, kakak saya menikah dengan seorang Polish dan tinggal sementara disana pasca melahirkan ini. Maka saya mengunjungi kakak saya di Polandia yang nun jauh disana, sendiri.

Pergi jauh sendiri tidak begitu menakutkan bagi saya, justru saya menikmatinya. Oiya, ini adalah trip pertama saya dalam umur 20 tahun lintas benua dan sendirian. Jadi seberapa menakutkannya pergi sendirian, tertutup oleh kebahagiaan saya bagaimanapun juga. Dengan menggunakan pesawat punya Negara Qatar (karena costnya paling murah), satu-satunya resiko yang harus saya terima adalah satu pesawat dengan para TKI dari berbagai macam daerah. Beruntungnya saya, karena pada saat berangkat TKI nya tidak begitu banyak-hanya beberapa, mungkin karena jadwal keberangkatan yang terlalu dini, Pukul 00.30 WIB. Saya duduk bersebelahan dengan orang Indonesia, bapak-bapak, alhamdulillah gak macem2.

Transit di Doha selama kurang lebih 4 jam gak begitu terasa, karena yang saya lakukan sewaktu turun dari pesawat adalah mencari gate, dan untungnya saya menemukan colokan listrik untuk men-charge hp sambil internetan-kirim kabar sana-sini hanya untuk memastikan bahwa saya transit dengan selamat di Doha.

Destinasi berikutnya adalah Berlin, Jerman. Dimana pesawat saya landing dengan selamat. Saat itu, Berlin sedang hangat-pancaran sinar Matahari yang menembus kaca jendela bandara-membuat saya berpikir “apa bakal sedingin yang dibayangkan?” karena isunya pada saat saya datang kesana akan menjadi udara yang paling dingin, berhubung pemanasan global dan iklim yang ekstrim. Ternyata, pancaran sinar Matahari yang hangat tidak dapat merepresentasikan pribadi orang-orang barat yang dingin dan kaku…

Bermodal Longjohn, sweater turtleneck, jaket pacar yang lumayan tebal, celana jeans yang lumayan ketat, syal tebal, coat warisan kakak dan sepatu boots khusus salju, saya memberanikan diri keluar bandara untuk mencari sesuatu yang bisa saya lakukan. Gall-suami kakak saya-telah memesankan saya tiket travel untuk ke Koszalin, Polandia. Sehingga saya harus mencari dimana travel itu akan berhenti. Setelah melakukan orientasi tempat, saya harus memberitahu kakak saya bahwa saya telah sampai di Tegel, Berlin. Unfortunately, I had no credit in my cellphone L Lalu saya berinisiatif untuk memakai telfon umum. Satu yang dibutuhkan:koin. Banyak toko yang bisa dikunjungi, dan entah kenapa barang pertama yang saya beli untuk mendapatkan kembalian koin adalah, HARIBO rasa kola.


No comments: